skip to main |
skip to sidebar
SINTANG (KALBAR) - Desa Topan Nanga Kecamatan Kayan Hulu dihantam angin puting beliung dan hujan es, 18 rumah dinyatakan rusak dan ribuah hektar kebun karet porak poranda, masyarakat setempat terancam kehilangan mata pencaharian.
“Kejadiannya Selasa lalu dan ini kejadian pertama yang dirasakan masyarakat setempat, sebelumnya tidak pernah ada kejadian seperti ini,” kata Camat Kayan Hulu Abdul Syufriadi diketika dihubungi koran ini, Minggu (15/5).
Ia menceritakan, awal kejadian bermula ketika sekitar pukul 16.00 WIB, desa itu dilanda hujan deras disertai petir dan kilat yang menyambar-nyambar tiada henti. “Setelah hujan reda, tiba-tiba datang angin yang sangat kencang sehingga membuat pohon-pohon bertumbangan,” jelasnya.
Beberapa rumah yang kontruksinya kurang kuatpun akhirnya rusak diterpa angin kencang itu, atap-atapnya beterbangan. “Selain itu, ada juga rumah yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang,” ujarnya.
Ia mengatakan, warga saat itu benar-benar panik dan berusaha menyelamatkan diri mencari tempat perlindungan ke rumah-rumah yang dianggap kuat sebagai tempat berlindung. “Sekitar pukul 17.00 angin pun reda menyisakan kerusakan pada sejumlah rumah dan kebun karet masyarakat,” jelasnya.
Selain serangan angin puting beliung, ternyata juga disertai dengan hujan es karena dari informasi yang disampaikan warga, ada butiran-butiran hujan yang cukup besar turut menghantam rumah dan akibat kecepatan angin sehingga turunnya tidak hanya horizontal tetapi ada yang vertikal. “Tahunya warga itu hujan es ketika ada butiran yang masuk ke rumah-rumah, setelah dilihat ada butiran lebih besar dari kelereng dan ketika dipegang mencair, butiran itu juga menghantam atap-atap rumah warga,” tukasnya.
Abdul mengatakan dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa, namun hasil pendataan yang dilakukan, rumah yang rusak diketahui ada 18 unit, tiga rumah mesin genset dan satu gedung Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Maranatha Topan. “Kalau kebun karet hasil pendataan terakhir yang kami lakukan total yang rusak mencapai ribuan hektar,” jelasnya.
Desa Topan Nanga berada sekitar 3,5 kilometer dari ibukota Kecamatan Kayan Hulu di Tebidah dan merupakan salah satu desa penghasil karet terbesar di daerah itu.
Setelah menerima laporan dari warga, Rabu (11/5) pagi, setelah kejadian ia dan unsur pimpinan kecamatan langsung menuju lokasi yang dilanda bencana dan melakukan investigasi serta pendataan kerusakan akibat bencana tersebut.
Melalui laporan nomor 363/146/Pid Linmas ia pun menyampaikan perihal bencana itu melalui perangkat radio ke bupati, Badan Penanggulangan Bencana dan Badan Kesbangpol dan Linmas, selanjutnya laporan tertulis nomor 363/148/Pid. Linmas ke sejumlah instansi terkait di kabupaten.“Jumat kemarin saya langsung menghadap bupati untuk menyampaikan perihal bencana itu, laporan masih dipelajari dan akan diambil langkah-langkah koordinasi,” ucapnya.
Selain itu, ia juga mengatakan, hasil pendataan lebih lanjut kemarin ternyata kerusakan kebun karet warga akibat bencana itu mencapai ribuan hektar dengan total produksi sekitar 1 ton perhari. “Banyak yang tumbang dan patah serta tidak bisa dipanen lagi, jalan-jalan ke kebun juga sulit dilewati, paska bencana ini banyak penduduk yang terancam kehilangan pekerjaan,” pungkasnya.
Sumber: Pontianak Pos
so what you want in yourself
Pages
Sabtu, 29 Oktober 2011
Hujan Es Di Kalimantan
SINTANG (KALBAR) - Desa Topan Nanga Kecamatan Kayan Hulu dihantam angin puting beliung dan hujan es, 18 rumah dinyatakan rusak dan ribuah hektar kebun karet porak poranda, masyarakat setempat terancam kehilangan mata pencaharian.
“Kejadiannya Selasa lalu dan ini kejadian pertama yang dirasakan masyarakat setempat, sebelumnya tidak pernah ada kejadian seperti ini,” kata Camat Kayan Hulu Abdul Syufriadi diketika dihubungi koran ini, Minggu (15/5).
Ia menceritakan, awal kejadian bermula ketika sekitar pukul 16.00 WIB, desa itu dilanda hujan deras disertai petir dan kilat yang menyambar-nyambar tiada henti. “Setelah hujan reda, tiba-tiba datang angin yang sangat kencang sehingga membuat pohon-pohon bertumbangan,” jelasnya.
Beberapa rumah yang kontruksinya kurang kuatpun akhirnya rusak diterpa angin kencang itu, atap-atapnya beterbangan. “Selain itu, ada juga rumah yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang,” ujarnya.
Ia mengatakan, warga saat itu benar-benar panik dan berusaha menyelamatkan diri mencari tempat perlindungan ke rumah-rumah yang dianggap kuat sebagai tempat berlindung. “Sekitar pukul 17.00 angin pun reda menyisakan kerusakan pada sejumlah rumah dan kebun karet masyarakat,” jelasnya.
Selain serangan angin puting beliung, ternyata juga disertai dengan hujan es karena dari informasi yang disampaikan warga, ada butiran-butiran hujan yang cukup besar turut menghantam rumah dan akibat kecepatan angin sehingga turunnya tidak hanya horizontal tetapi ada yang vertikal. “Tahunya warga itu hujan es ketika ada butiran yang masuk ke rumah-rumah, setelah dilihat ada butiran lebih besar dari kelereng dan ketika dipegang mencair, butiran itu juga menghantam atap-atap rumah warga,” tukasnya.
Abdul mengatakan dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa, namun hasil pendataan yang dilakukan, rumah yang rusak diketahui ada 18 unit, tiga rumah mesin genset dan satu gedung Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Maranatha Topan. “Kalau kebun karet hasil pendataan terakhir yang kami lakukan total yang rusak mencapai ribuan hektar,” jelasnya.
Desa Topan Nanga berada sekitar 3,5 kilometer dari ibukota Kecamatan Kayan Hulu di Tebidah dan merupakan salah satu desa penghasil karet terbesar di daerah itu.
Setelah menerima laporan dari warga, Rabu (11/5) pagi, setelah kejadian ia dan unsur pimpinan kecamatan langsung menuju lokasi yang dilanda bencana dan melakukan investigasi serta pendataan kerusakan akibat bencana tersebut.
Melalui laporan nomor 363/146/Pid Linmas ia pun menyampaikan perihal bencana itu melalui perangkat radio ke bupati, Badan Penanggulangan Bencana dan Badan Kesbangpol dan Linmas, selanjutnya laporan tertulis nomor 363/148/Pid. Linmas ke sejumlah instansi terkait di kabupaten.“Jumat kemarin saya langsung menghadap bupati untuk menyampaikan perihal bencana itu, laporan masih dipelajari dan akan diambil langkah-langkah koordinasi,” ucapnya.
Selain itu, ia juga mengatakan, hasil pendataan lebih lanjut kemarin ternyata kerusakan kebun karet warga akibat bencana itu mencapai ribuan hektar dengan total produksi sekitar 1 ton perhari. “Banyak yang tumbang dan patah serta tidak bisa dipanen lagi, jalan-jalan ke kebun juga sulit dilewati, paska bencana ini banyak penduduk yang terancam kehilangan pekerjaan,” pungkasnya.
Sumber: Pontianak Pos
Blog Archive
-
▼
2011
(59)
-
▼
Oktober
(38)
- 1000 Orang Telanjang Demi Laut Mati. Komodo?
- Handphone Terkecil Di Dunia
- Makhluk Hidup yang Terlihat dan Tak Terlihat - Sej...
- No data received
- Aye Aye.............
- Axolotl
- Hatchetfish
- Assassin spider (Archaeidae)
- Gurita mantel (Tremoctopus violaceus)
- Misteri Hujan Jel di Oakville, AS
- Olm (Proteus anguinus)
- DRAGON TREE, CANARY ISLANDS
- Sturgeon ikan purbakala
- SILK COTTON TREES OF TA PROHM, CAMBODIA
- pohon aneh
- Kuntilanak dan sejarah Pontianak
- Hujan kodok di jepang
- Hujan Es Di Kalimantan
- Benda terbang aneh UFO
- Nabau - Mythical Monster of Borneo
- Ternyata Neil Amstrong tidak pernah ke Bulan!
- Planet terpanas di jagad raya
- Hoax foto ular kobra berkepala lima dari Karnataka
- ular berkaki empat
- Tabir hidup
- persahabatan
- kekkaishi
- NARUTO
- digimon
- inuyasha
- samurai x
- sekilas tentang the law of ueki
- taqwa
- Heart of Sword - Yoake Mae
- lyrics fukai mori (do as infinity)
- DOA RABITAH
- KEIKHLASAN DALAM DIRI SESEORANG
- Makna hidup yang sebenarnya
-
▼
Oktober
(38)
Total Tayangan Halaman
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
search
your knowledge
Copyright (c) 2010 your knowledge and Powered by Blogger.
1 komentar:
memang ada hujan es di indonesia?
Posting Komentar